1. Reportase:
Jalan Pintas Malah Menambah Kemacetan
Kelapa Dua – Bagi warga perkotaan kemacetan sudah menjadi hal yang biasa, apalagi kemacetan pada saat jam sibuk terutama jam pulang kerja sekitar pukul 17.00 WIB sampai 18.00 WIB. Pemandangan seperti itu pun sudah menjadi hal yang rutin terjadi di Kelapa Dua, Depok. Jumlah kendaraan yang semakin banyak, pengguna jalan yang tidak mentaati rambu lalu lintas serta jalanan yang luasnya tidak bertambah merupakan penyebab terjadinya kemacetan tersebut.
Kemacetan tersebut membuat pengguna jalan yang tidak sabar menunggu mengambil jalan pintas melalui jalan Pa Ma’an. Bagi kendaraan roda dua jalanan ini dapat menjadi jalan pintas, tetapi bagi kendaraan roda empat jalan ini hanya dapat digunakan untuk satu arah saja. Apabila ada mobil yang berlawanan arah bertemu maka dapat membuat kemacetan di jalan tersebut. Sehingga harus ada salah satu yang mengalah untuk memundurkan kendaraannya atau mengatur agar salah satu mobil bisa lewat.
Warga sekitar pun sering merasa terganggu dengan suara kendaraan dan klakson para pengendara yang melewati jalan tersebut. Bahkan warga harus ikut membantu apabila ada kendaraan yang berlawanan arah bertemu karena dapat membuat kemacetan.
“Penggunaan jalan pintas ini sudah lama dipakai oleh para pengguna jalan, biasanya sih hanya mobil dengan jalan satu arah saja yang melewati ini, yang menuju arah Rambutan, tapi tetep aja suka ada mobil yang berlainan arah lewat, sehingga bikin macet juga akhirnya”, ujar H.Sulaiman, warga sekitar jalan Pa Maan.
Lembaga Pendidikan Keterampilan “KENCANA”
Menghasilkan Murid-Murid yang Kreatif
Lembaga Pendidikan Keterampilan “KENCANA” dipimpin oleh seorang penata rias dan juga dosen salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta yaitu Ibu Seodjarwati Radix S.Pd. Lembaga ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu, terutama anak-anak yang putus sekolah, anak yatim piatu dan anak jalanan dalam mengembangkan keterampilannya serta diharapkan dapat memiliki keahlian nantinya.
Lembaga yang berlokasi di Depok I ini selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan keterampilan rutin gratis seminggu tiga kali yaitu setiap hari senin, rabu, dan jumat. Selain mendapatkan pelatihan keterampilan gratis, anak-anak pun mendapatkan sertifikat tanda kelulusan apabila sudah dianggap mahir dalam membuat kerajinan tangan dan keterampilan lainnya agar nantinya bisa digunakan sebagai bekal memperoleh pekerjaan.
Ada berbagai macam kerajinan tangan yang dihasilkan oleh murid-murid lembaga ini, diantaranya aksesoris, tempat pensil, tas, pembungkus toples dan bros. Kerajinan tangan tersebut hanya bermodalkan kain perca, jarum jahit, benang dan lem. Barang-barang ini dijual langsung di lembaga atau melalui pameran-pameran dan bazar. Hasil penjualannya pun dibagi rata, sebagian dimasukkan ke kas untuk membuat kerajinan tangan lainnya dan sebagian lagi untuk anak-anak.
“Alhamdulillah... pemerintah juga mendukung lembaga saya ini, sehingga semakin banyak anak-anak yang dapat saya bantu, saya juga sering disuruh ikut pameran-pameran dan bazar untuk mempromosikan produk kerajinan tangan anak-anak didik saya”, ujar Ibu Seodjarwati.
Salah satu kerajinan tangan yang sangat menarik adalah toples yang dihiasi oleh kain perca kebaya. Toples bekas kue dan kain perca kebaya biasanya dibuang begitu saja, tetapi di lembaga ini toples tersebut digunakan kembali dan dihiasi kain perca kebaya dengan berbagai motif. Kerajinan tangan toples ini hanya bermodal toples bekas, kain perca kebaya dan lem untuk menempelkan kain tersebut. Harganya pun relatif murah berkisar dari Rp. 10.000,00 sampai Rp. 25.000,00.