Sabtu, 17 November 2012

Diriku (Sesungguhnya)

Kuas Cat
Oleh: Bettie B. Youngs



Aku selalu membawa-bawa kuasku, kemana pun aku pergi,
Kalau-kalau perlu kututupi, agar tak terlihat diriku yang asli.
Aku begitu takut menunjukkan diriku; takut apa yang akan dilakukan olehmu.
Aku takut kau tertawa atau mengejek; takut aku kehilangan dirimu.
Ingin kulepas semua lapisan untuk memperlihatkan diriku yang asli dan nyata,
Tetapi, aku ingin kau mencoba mengerti; aku ingin kau menyukai yang kulihat.
Jadi jika kau bersabar dan menutup mata, lapisan akan ku tanggalkan perlahan,
Cobalah mengerti betapa sakit rasanya, membiarkan diriku yang asli kelihatan.
Sekarang lapisanku semuanya telah tanggal, telanjang dan dinginlah yang kurasa,
Dan jika kau masih menganggapku menyenangkan, kaulah temanku, semurni emas.
Tetapi, kuasku perlu kusimpan dan dengan tanganku ku genggam.
Aku perlu kuasku ada didekatku kalau-kalau ada yang tak paham.
Jadi lindungilah aku, kawan, dan terima kasih karena tulus mencintaiku,
Dan biarkanlah aku menyimpan kuasku sampai aku juga mencintai diriku.

Jumat, 16 November 2012

Andai Aku Menjadi Ketua KPK


Korupsi adalah perbuatan yang berdosa dan sangat merugikan orang lain dan negara karena telah mengambil hak-hak yang bukan miliknya. Kesejahteraan rakyat telah diambil demi kebahagiaan semata yaitu mencukupi segala kebutuhan hidupnya yang serba mewah. 
Andai saja aku menjadi ketua KPK, hal yang pertama akan aku lakukan adalah memberikan contoh yang baik kepada semua anggota dan staff yang ada di KPK serta menganggap mereka sebagai keluarga. Tetapi tetap bersikap tegas dan menegakkan keadilan karena orang lain akan menilai kepribadian kita terlebih dahulu, apakah pantas kita dipatuhi atau tidak. Setelah mereka patuh dan menyegani kita pasti mereka akan membantu kita dengan sebaik-baiknya menggapai tujuan bersama yaitu memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.
Setelah itu barulah menyusun program dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknis pemberantasan korupsi. Aku akan membuat program “Jangan coba-coba Korupsi..!!!”, program ini berupa pemeriksaan keuangan setiap bulannya untuk seluruh pemerintahan dan lembaga tinggi negara baik Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, Kepolisian, TNI, dll. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara mendadak oleh tim-tim yang telah ku percaya, sehingga akan memberikan efek rasa takut dan jera bagi para koruptor. Apabila dari hasil keuangan tersebut terbukti bersalah maka akan dilakukan tindakan hukum yang seadil-adilnya dan seberat-beratnya, disamping membayar denda juga berupa penjara, bila perlu penjara seumur hidup karena itu akan lebih memberikan efek jera dibanding kasusnya harus ditunda-tunda dan hukumannya tidak berat. Sehingga tak akan ada yang berani coba-coba pada korupsi. So jangan coba-coba pada korupsi.
Disamping itu juga dilakukan penyuluhan dan pendidikan kepada generasi muda dan lembaga tinggi negara tentang korupsi dan bahayanya dengan tema “Bahagia tanpa Korupsi”. Diharapkan para generasi muda dan lembaga tinggi negara akan lebih menghargai hasil kerja kerasnya walaupun sedikit hasil yang didapat daripada harus korupsi. Karena korupsi tidak akan menjamin kebahagiaan yang hakiki, tetapi akan menjerumuskan kita kepada kegelisahan dan keburukan.
Semoga angan-anganku dan harapan seluruh rakyat Indonesia untuk memberantas korupsi dan hidup lebih sejahtera tanpa korupsi dapat tercapai sesegera mungkin. Agar pembangunan Indonesia semakin maju dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain. Aku juga berdoa semoga mereka yang korupsi dan berniat korupsi sadar dengan apa akibat dari yang mereka lakukan.  Amiiin...

Kamis, 15 November 2012

Pengalaman Pertama



          Ini adalah pengalaman pertamaku bersama timku mengikuti lomba buat video Advertising. Kami terdiri dari Ariyanto, Paujiatul Arifah dan teman-teman (Angga Pratama, Fikri Syawaludin, Edwin, Solihan) yang telah membantu terciptanya video advertising "efek digital". Ini akan menjadi pengalaman yang tak pernah terlupakan.
         Info lomba hanya kami dapat dari internet dan batas pengumpulannya pun tinggal 5 hari lagi dari 13 Nov 2012. Tapi karena kemauan kami untuk ikut lomba akhirnya kami memutuskan untuk ikut saja lomba tersebut walau hasilnya entah bagaimana.?
         Pada saat kami akan memulai mengambil gambar di tempat yang telah dipilih, tiba-tiba hujan turun diiringi dengan petir. Otomatis kami pun langsung membawa barang-barang yang kami bawa, yang begitu banyaknya sambil berlarian dan basah-basahan. Baju yang dipakai untuk shooting pun ikut basah... Ukh Perjuangan...
         Selama satu jam kami berteduh dengan keadaan yg kedinginan, hujan tak menandakan akan berhenti. Kami pun mulai kebingungan dengan apa yang harus kami lakukan. Apakah ini tantangan ataukah ini tidak diridhai? hust ngaco deh... 
          Akhirnya kami harus tetap melanjutkan shooting dengan resiko kami harus mengganti konsep. Yang tadinya terdiri dari beberapa adegan, akhirnya harus kami rubah menjadi satu adegan saja. Tapi banyak cerita lucu yang kami dapat disini terutama saat mulai adegan ...!!!! Hahahhaha... Puas ngetawain Edwin yang diledekin "tukang ojek payung n gembel".
         Semoga ini menjadi awal yang baik untuk melangkah maju ke depan meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang tak terkira... Amiiiin... (14.11.2012)


Senin, 05 November 2012

"Siap sakit hati"

"Siap sakit hati" dari Sandy Canester adalah lagu yang menjadi saksi kegalauanku pada malam minggu kemarin tepatnya pada 03 November 2012. Baru kali itu menjadi galauers diiringi lagu sedih secara live..
Memang nonton konser live itu lebih bisa diresapi dan enak banget untuk di dengar..!!
Udah mah lagunya galau ditambah suara merdu plus akustikan... haduh lengkaplah sudah...
Pertama kali mendengar lagu itu langsung suka banget dan langsung download deh...
Bagi para Galauers wajib denger lagu ini...!!!! Heee..
Bisa di download disini Sandy Canester - Siap sakit hati

Menurutku Lagu ini menceritakan tentang Sepasang kekasih yang dikhianati oleh pasangannya sendiri...
Dan pada akhirnya yang dikhianati tersebut merasa rela dan siap untuk sakit hati dengan yang dilakukan pasangannya, karena ketika kita mencintai seseorang kita juga harus siap untuk sakit hati....!!!


Lyric lagu "Siap Sakit hati"
oleh: Sandy Canester

Kau boleh menyentuh jarinya
Kau boleh mencium bibirnya

Hatiku tlah mati rasa
Meskipun kau lebih dan lebih
Lanjutkanlah
Kini ku tak mau tau
Ambil dia
Aku siap sakit hati

Kau bebas sebebas maumu
Anggaplah aku tak melihat

Hatiku tlah mati rasa
Meskipun kau lebih dan lebih
Lanjutkanlah
Kini ku tak mau tau
Ambil dia
Aku siap sakit hati

Aku siap sakit hati
Kini ku tak mau tau
Ambil dia
Aku siap sakit hati
Lanjutkanlah
Kini ku tak mau tau
Ambil dia
Aku siap sakit hati

Sabtu, 21 April 2012

Ilmu yang Mendasari Ilmu Komunikasi

ILMU YANG MENDASARI ILMU KOMUNIKASI

oleh: Eka Lasmawati (FIKOM)

          Ilmu Komunikasi dikategorikan sebagai ilmu sosial terapan. Ilmu komunikasi pada saat ini semakin berkembang. Padahal sebelumnya ilmu komunikasi masih terikat erat pada ilmu sosial murni. Dapat dikatakan ilmu komunikasi pada saat itu belum menemukan bentuknya. Adanya ilmu komunikasi tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya yang memberi kontribusi untuk lahirnya ilmu komunikasi.
          Ilmu Komunikasi adalah ilmu yang besifat interdisipliner dan multidisipliner. Dikatakan interdisipliner karena ilmu komunikasi memanfaatkan ilmu-ilmu lain yang berada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial ( Sosiologi, Psikologi, Antropologi, Politik, Ekonomi ).
Selain itu ilmu komunikasi juga dikatakan multidisipliner karena ia memanfaatkan ilmu-ilmu lain diluar rumpun ilmu-ilmu sosial.
          Berikut  ini adalah ilmu-ilmu yang mendasari atau melatar belakangi lahirnya ilmu komunikasi:
1.    Filsafat
          Jika ilmu komunikasi di ibaratkan sebuah pohon ia tumbuh dari “biji buah” pohon filsafat. Pohon filsafat merupakan pohon dari mana semua ilmu berasal, hal itu membuat filsafat sebagai “ibu segala ilmu” (Poedjawijatna, 1983; keraf, 2001). Sebagai pohon ilmu, filsafat memiliki dua cabang utama yang membentuk rumpunnya masing-masing, yakni rumpun ilmu-ilmu alam atau eksakta dan rumpun ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu alam mempelajari berbagai zat dan benda alam, sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari manusia dalam konteks hubungannya dengan manusia lain.
          Menurut Aristoteles (384-322 SM), seorang filsafat yunani kuno dalam bukunya Rhetorica menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnnya, yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Ia mendukung proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau retorika.

2.    Sosiologi
          Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara sesama manusia serta mempelajari manusia dalam konteks organisasi sosial masyarakat. Sosiologi merupakan induk dari ilmu komunikasi.
Tokoh sosiologi yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah:
·      Charles H. Cooley (1864-1920)
          Cooley  melihat bahwa proses komunikasi antar pribadi merupakan basis sosialisasi dari studi sosiologi.
·      Robert E. Park (1864-1944)
          Robert adalah ahli sosiologi dan filsafat. Ia menjadi sarjana pada 1887, dan menjadi wartawan selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku penyimpangan pada masyarakat miskin di kota. Ia melihat bagaimana tipe jurnalistik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhatiannya sangat besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umum. Hal itu mendorongnya mengambil program master pada bidang filsafat di Harvard University dan melanjutkan program doktornya di University of Berlin. Kemudian ia kembali ke Amerika, ia menjadi petugas Public Relations untuk Congo Reform Association. Pada 1914, ia menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberi perhatian mendalam pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan surat kabar yang kemudian dikenal sebagai studi Agenda Setting.
·      Prof. David K. Berlo (1929)
          Berlo menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial dan berguna untuk mengetahui serta memprediksi sikap orang lain.
          Berlo membuat formula komunikasi dengan nama “SMCR”, yaitu Source (pengirim/sumber), Message (pesan), Channel (saluran/media), dan Receiver (penerima).
·      Everett M. Rogers (1931-2004)
          Rogers  meraih gelar master di lowa University dan melanjutkan studinya di bidang sosiologi. Meraih doktor pada 1957, saat Scramm meluluskan doktor angkatan pertama di bidang ilmu komunikasi. Disertasi rogers membicarakan difusi inovasi pada masyarakatpedesaan lowa. Pada 1964, ketika pindah ke Michigan University, Rogers bersama David K. Borlo doktor komunikasi angkatan pertama yang diluluskan Schramm 1957, membina jurusan ilmu komunikasi.
          Rogers menilai peristiwa berkomunikasi secara lisan sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikiran secara tertulis (1986) .

3.    Psikologi
          Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks kejiwaan dan tingkah laku.
Tokoh psikologi yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah :
·      John Dewey (1859–1952)
          Dewey adalah ahli psikologi dan filsafat. Ia juga sebagai pengajar dan peneliti di University of Michigan (1884–1894). Dewey mengiginkan adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Walaupun surat kabar yang di inginkan Dewey semasa hidupnya tidak terwujud, tetapi ia telah memberikan kontribusi terhadap lahirnya surat kabar sebagai media komunikasi untuk membawa reformasi sosial.
·      George H. Mead  (1863–1931)
          Mead adalah ahli psikologi dan filsafat. Mead banyak terpenagruh oleh pemikiran Dewey dan Cooley yang menempatkan komunikasi sebagai basis sosialisasi. Melalui pendekatan ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi hubungan antarmanusia.
·      Kurt Lewin (1890-1947)
          Lewin adalah ilmuwan jerman keturunan Yahudi, ia mengajar di Universitas Berlin. Lewin terpengaruh pemikiran Freud, dengan menggunakan studi eksperimen banyak mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi. Ia juga menaruh perhatian terhadap studi gatekeeping tentang pengendalian arus informasi melalui saluran komunikasi hingga akhir hayatnya.
·      Carl I. Hovland (1912-1961)
          Ketika PD II meletus, ia dipanggil kantor penerangan AS untuk mempelajari pengaruh film terhadap moral tentara. Ia mengkaji pengaruh film dari segi kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-side), aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Eksperimen Hovland banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif (perubahan situasi).
          Proses komunikasi menurut Hovland adalah “Tranmisi pesan (stimulan) dari komunikator kepada komunikan dengan maksud memodifikasi si komunikan”. Dari definisi ini kita ketahui bahwa rangkaian gambar hasil shooting seorang kamerawan nantinya harus mampu “ memodifikasi” si komunikan. Artinya si komunikan yang tadinya dalam posisi netral (keadaan sebelum menyaksikan gambar-gambar shoot kamerawan), ketika kemudian ditranmisikan rangkaian gambar kepadanya, maka si komunikan tadi posisinya menjadi berubah, bisa ke arah negatif atau positif. Dalam hal ini, yang menjadi seorang komunikator adalah kamerawan.

4.    Antropologi
          Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks budaya. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai,  dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.
          Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang mengirim pesan, makna yang dia miliki untuk pesan, kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.
          Manusia berkomunikasi tidak dengan kata-kata saja, nada suaranya, ekspresi wajahnya, gerak-geriknya, semua itu mengandung makna. Budaya juga merupakan pengetahuan yang dapat dikomunikasikan.
          Edward Burnett Tylor (1832–1917) adalah bapak Antropologi yang mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan kompleks, yang meliputi pengetahuan, keppercayaan, seni, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaaan yang lain yang diperoleh anggota-anggota suatu masyarakat.

5.    Politik
     Politik adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks kekuasaan dan sistem pemerintahan.
Tokoh yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah:
·      Harold Dwight Laswell (1902-1978)
          Laswell adalah ahli politik. Di usia 16 tahun ia menjadi mahasiswa University of Chicago. Ia banyak terpengaruh oleh pemikiran John Dewey, George Mead, dan Robert Park. Kontribusi Laswell dalam ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya Propaganda and Communicationin World History (1948) , yang memuat riset komunikasi massa: “who, says what, in which channel, with what effect?” (“Siapa yang berbicara, menggunakan saluran apa, dan apa efeknya?”).
          Model Laswell memberi perhatian pada pengaruh komunikasi. Perhatiannya terjadi ketika Adolph Hitler dan Winston Churchill memberi pengaruh kuat ketika berpidato baik langsung maupun menggunakan radio. Bukan hal yang mengherankan bahwa sebagai seorang ahli politik, Lasswell tertarik pada efek komunikasi yang dihasilkan oleh kedua orator ulung tersebut, karena keduanya memberikan efek yang luar biasa kepada para audience-nya.
          Lasswell tidak pernah menyebut dirinya sebagai ilmuwan komunikasi, tetapi kita berhutang pada Lasswell karena pemikiran dan tulisannya banyak dijadikan rujukandalam kajian ilmu komunikasi.
Lasswell mengusulkan tiga fungsi dari media komunikasi yaitu
a.    Menyediakan informasi tentang lingkungan, yang menurut istilah Lasswell disebut dengan surveilance (pengamatan).
b.    Menyajikan opsi untuk memecahkan masalah, yang disebutnya dengan correlations.
c.    Sosialisasi dan pendidikan yang merujuk pada tranmisi.

6.    Ekonomi
          Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks pemenuhan kebutuhan atas barang dan jasa.
Tokoh ekonomi yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah:
·      Stoner dan Wankel
          Menurut pendapat mereka komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer karena dua alasan yaitu:
a.    Komunikasi merupakan proses yang digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
b.    Komunikasi merupakan kegiatan untuk manajer meluangkan sebagian besar waktunya.
·      William B. Weither dan Keith Davids
“ Organisasi tidak dapat berdiri tanpa komunikasi ”.
·      Burt Scanlan dan J. Bernard Keys
          Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan.
·      Sharma (1979)
Mengemukakan empat alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit :
a.    Kecenderungan bagi pegawai untuk mmenyembunyikan pikiran mereka.
b.    Perasaan bahwa penyelia dan manjer tidak tertarik pada masalah pegawai.
c.    Kurangnya penghargaan bagi komunikasi yang dilakukan pegawai.
d.   Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yaang disampaikan pegawai.
7.    Matematika
Tokoh yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah:
·      Nobert Weiner  (1894-1964)
          Weiner meraih gelar doktor pada umur 19 tahun. Pada 1919 ia menjadi profesor matematika di MIT. Ia juga tertarik mempelajari fisika, jaringan syaraf dan kedokteran jiwa. Ketika Perang Dunia II pecah, Weiner  mengembangkan teori Cybernetics.
          Dalam proyek itu ia bekerja sama dengan Warren Weaver serta John Neuman dari Princeton University, yang telah mencetuskan komputer pertama ENIAC. Weiner meninggal pada 1964, ia mewarisi teori Cybernetics yang membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage, tranmisi dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya.
·      Paul Felix Lazarsfeld  (1901-1976)
          Lazarfeld meraih gelar doktor ilmu matematika dari University of Viena, Austria pada 1920. Pada 1939, ia masuk ke Columbia University, New York, sebagai profesor soaiologi. Seperti halnya Lewin, Lazarfeld terpengaruh oleh pemikiran Freud yang menyebabkannya tertarik melakukan studi terhadap sumber-sumber perilaku.
          Ketika itu, radio menjadi kehidupan utama masyarakat Amerika dan ia aktif melakukan riset di bidang khalayak dan efek dengan metode survei dan interview. Kegiatan ini memberi kontribusi terhadap ilmu komunikasi dan menjadikan riset di bidang komunikasi sebagai usaha yang melembaga. Ia memformulasi teori komunikasi dua langkah (two-step-flow), bahwa pengaruh media sangat kecil terhadap perilaku pemilihan dibanding dengan saluran antar pribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat (opinion leader). Opinion leader adalah orang yang di akui kelompoknya dalam masyarakat sebagai pemimpin informal.
·      Claude E. Shannon (1916-2001)
          Shannon adalah ahli matematika dan elektronika. Ia meraih gelar sarjana muda di Michigan dan meraih doktor di MIT. Kontribusi Shannon terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori informasi. Bersama Weaver ia mengembangkan The Mathematical theory of communication, memperkenalkan model komunikasi yang dilukiskan secara visual.

8.    Kesusastraan
Tokoh kesusastraan yang memberi kontribusi pada ilmu komunikasi adalah:
·      Wilbur Schramm (1907
·      -1987)
          Schramm memperoleh gelar master di Harvard University dan doktor bidang kesusastraan Amerika dari University of  Iowa. Ia mengajar mata kuliah creative writing. Ketika PD II pecah, ia bekerja dikantor penerangan angkatan perang AS, dimana ia bertemu Lasswell. Empat tahun kemudian, ia pindah ke University of  Ilionis, mendirikan lembaga pendidikan dan riset komunikasi. Disini Schrammpertama kali menerima mahasiswa program doktor dalam bidang komunikasi pada 1950. Ia mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir hayatnya. Schramm adalah orang pertama yang menjalin bidang-bidang ilmu sosial seperti psikologi sosial, antropologi, ilmu ekonomi, dan politik untuk pengembangan ilmu komunikasi.
          Schramm menyebut komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, dan tanpa masyarakat tidak mungkin manusia dapat mengembangkan komunikasi.

9.    Biologi
          Teori dasar biologi menyebut adanya 2 kebutuhan yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

            Keterlibatan berbagai disiplin ilmu tersebut dimaknai oleh Fisher (1986) bahwa ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat sangat eklektif (menggabungkan berbagai bidang). Eklektisme dari ilmu komunikasi sebagai suatu bidang studi memang telah membawa hikmah tersendiri, yaitu melahirkan beragam teori-teori komunikasi maupun konsep-konsep tentang komunikasi.
            Fisher (1986) merangkum konsep-konsep komunikasi dalam empat perspektif, yaitu: Mekanistis; Psikologi; Intereksional; Pragmatis. Pengaruh konsep-konsep ilmu fisika sangat kelihatan pada perspektif mekanistis.


Daftar Pustaka

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000.
Moekijat. Teori Komunikasi. CV Mandar Maju. Bandung. 1993.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Antarbudaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 1998.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Organisasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 1998.

Komunikasi Semiotika

Komunikasi Semiotika
oleh: Eka Lasmawati (FIKOM)

A. Definisi Komunikasi Semiotika
            Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani yaitu Semion yang berarti tanda. Tanda diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Contoh: asap bertanda api.
            Secara terminologis, semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederet peristiwa yang terjadi diseluruh dunia sebagai tanda.
            Beberapa ahli memberikan perbedaan yang kuat antara tanda dan simbol. Tanda dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas tentang sesuatu, sedangkan simbol tidak. Para ahli lain melihatnya sebagai tingkat-tingkat istilah yang berbeda dalam katagori yang sama.
            Semiotik menyatukan kumpulan teori-teori yang sangat luas yang berkaitan dengan bahasa, wacana dan tindakan-tindakan nonverbal. Kebanyakan melibatkan ide dasar triad of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan diantara tiga hal : benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan tanda.
            Charles saunders Peirce, ahli semiotik modern pertama, dapat dikatakan pula sebagai pelopor ide ini. Pierce mendefinisikan semiotik sebagai hubungan diantara tanda, benda dan arti.
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
Pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiotik adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
            Tanda tersebut merepresentasikan benda atau yang ditunjuk di dalam pikiran si penafsir.
            Tradisi Semiotika itu sendiri terbagi atas tiga variasi, yaitu:
·        Semantik (bahasa), merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri.
·        Sintaktik, yaitu studi mengenai hubungan di antara tanda. Tanda tidak pernah sendirian mewakili dirinya, tanda selalu menjadi bagian dari sistem yg lebih besar (kompleks). Sintaktik memungkinkan manusia menggunakan berbagai kombinasi tanda yang sangat banyak untuk mengungkapkan arti atau makna.
·        Paradigmatik, yaitu melihat bagaimana sebuah tanda membedakan antara satu manusia dengan yang lain atau sebuah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh masing-masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya.
Menurut Ferdinand De Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified). Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” (Sobur, 2006).
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.
Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.
Misalnya: Pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi “keramat” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, “pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos.
Keunggulan semiotika terletak pada ide-ide tentang kebutuhan akan bahasa umum dan identifikasinya tentang subjektifitas sebagai penghalang untuk memahami. Selain itu, juga kesepakatan yang multi makna dari simbol-simbol teori semiotika sering berseberangan dengan teori-teori yang menyarankan bahwa kata-kata tersebut memiliki makna benar, tanda-tanda yang menunjukkan objek yang ada dan akhirnya dikatakan bahwa bahasa itu netral.

B. Teori Komunikasi Semiotika
1)  Teori Simbol
            Teori simbol yang terkemuka dan bermanfaat diciptakan oleh Susanne Langer, penulis Philosopy in a New Key. Teori Simbol sangat bermanfaat karena teori ini menegaskan beberapa konsep dan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komunikasi. Teori ini memberikan sejenis standarisasi untuk tradisi semiotik dalam kajian komunikasi.
            Langer, seorang filsuf, memikirkan simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Menurut Langer, semua binatang yang hidup didominasi oleh perasaan, tetapi perasaan manusia dimediasikan oleh konsepsi, simbol dan bahasa. Binatang merespon tanda, tetapi manusia menggunakan lebih dari sekedar tanda sederhana dengan mempergunakan simbol. Tanda adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebaliknya simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya.
            Sebuah simbol adalah “sebuah instrumen pemikiran”. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada untuk sesuatu. Contoh tertawa adalah sebuah tanda kebahagiaan, kita dapat mengubah gelak tawa menjadi sebuah simbol dan membuat maknanya berbeda dalam banyak hal terpisah dari acuannya secara langsung.
            Sebuah simbol atau kumpulan simbol-simbol bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep, ide umum, pola atau bentuk. Menurut Langer, konsep adalah makna yang disepakati bersama-sama diantara pelaku komunikasi. Bersama makna yang disetujui adalah makna denotatif, sebaliknya gambaran atau makna pribadi adalah makna konotatif.
            Penggunaan simbol pada manusia dirumitkan oleh fakta bahwa tidak ada hubungan langsung simbol dan objek sebenarnya. Bahkan, lebih dirumitkan lagi adalah fakta bahwa kita menggunakan simbol dalam kombinasi. Signifikansi sebenarnya adalah dari bahasa adalah wacana, yang didalamnya menghubungkan kata-kata menjadi kalimat dan paragraf. Wacana mengekspresikan proposisi, dimana simbol-simbol kompleks yang menghadirkan sebuah gambaran dari sesuatu.
            Dengan bahasa, kita berpikir, merasa, dan berkomunikasi. Langer menyebut hal ini dengan simbolisme tidak berhubungan (discursive symbolism). Langer juga membahas kepentingan simbol non-diskrusif atau presentasional. Peristiwa yang paling penting bagi manusia adalah emosional dan paling baik dikomunikasikan melalui ibadah, seni, musik.
            Asumsi dasar teori ini adalah bahwa simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, dan sebuah simbol ada untuk sesuatu.

2)  Teori Grammatology
Jacques Derrida terkenal dengan model semiotika Dekonstruksi-nya. Dekonstruksi, menurut Derrida, adalah sebagai alternatif untuk menolak segala keterbatasan penafsiran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. Konsep Dekonstruksi yang dimulai dengan konsep demistifikasi, pembongkaran produk pikiran rasional yang percaya kepada kemurnian realitas pada dasarnya dimaksudkan menghilangkan struktur pemahaman tanda-tanda (siginifier) melalui penyusunan konsep (signified).
Dalam teori Grammatology, Derrida menemukan konsepsi tak pernah membangun arti tanda-tanda secara murni, karena semua tanda senantiasa sudah mengandung artikulasi lain (Subangun, 1994 dalam Sobur, 2006: 100).
Dekonstruksi, pertama sekali, adalah usaha membalik secara terus-menerus hierarki oposisi biner dengan mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. Dengan demikian, yang semula pusat, fondasi, prinsip, diplesetkan sehingga berada di pinggir, tidak lagi fondasi, dan tidak lagi prinsip. Strategi pembalikan ini dijalankan dalam kesementaraan dan ketidakstabilan yang permanen sehingga bisa dilanjutkan tanpa batas.
Misalnya: sebuah gereja tua dengan arsitektur gothic di depan Istiqlal bisa merefleksikan banyak hal. Ke-gothic-annya bisa merefleksikan ideologi abad pertengahan yang dikenal sebagai abad kegelapan. Seseorang bisa menafsirkan bahwa ajaran yang dihantarkan dalam gereja tersebut cenderung ‘sesat’ atau menggiring jemaatnya pada hal-hal yang justru bertentangan dari moral-moral keagamaan yang seharusnya, misalnya mengadakan persembahan-persembahan berbau mistis di altar gereja, dan sebagainya. Namun, Ke-gothic-an itu juga dapat ditafsirkan sebagai ‘klasik’ yang menandakan kemurnian dan kemuliaan ajarannya. Sesuatu yang klasik biasanya dianggap bernilai tinggi, ‘berpengalaman’, teruji zaman, sehingga lebih dipercaya daripada sesuatu yang sifatnya temporer.
Di lain pihak, bentuk gereja yang menjulang langsing ke langit bisa ditafsirkan sebagai ‘fokus ke atas’ yang memiliki nilai spiritual yang amat tinggi. Gereja tersebut menawarkan kekhidmatan yang indah yang ‘mempertemukan’ jemaat dan Tuhan-nya secara khusuk, semata-mata demi Tuhan. Sebuah persembahan jiwa yang utuh dan istimewa.
Dekonstruksi membuka luas pemaknaan sebuah tanda, sehingga makna-makna dan ideologi baru mengalir tanpa henti dari tanda tersebut. Munculnya ideologi baru bersifat menyingkirkan (“menghancurkan” atau mendestruksi) makna sebelumnya, terus-menerus tanpa henti hingga menghasilkan puing-puing makna dan ideologi yang tak terbatas.
Berbeda dari Baudrillard yang melihat tanda sebagai hasil konstruksi simulatif suatu realitas, Derrida lebih melihat tanda sebagai gunungan realitas yang menyembunyikan sejumlah ideologi yang membentuk atau dibentuk oleh makna tertentu. Makna-makna dan ideologi itu dibongkar melalui teknik dekonstruksi. Namun, baik Baurillard maupun Derrida sepakat bahwa di balik tanda tersembunyi ideologi yang membentuk makna tanda tersebut.
Asumsi dasar Teori Gramatology adalah bahwa konsepsi tak pernah membangun arti tanda-tanda secara murni, karena semua tanda senantiasa sudah mengandung artikulasi lain.

3)  Teori Kode
Stephen W. Littlejohn (1996) menyebut Umberto Eco sebagai ahli semiotika yang menghasilkan salah satu teori mengenai tanda yang paling komprehensif dan kontemporer. Menurut Littlejohn, teori Eco penting karena ia mengintegrasikan teori-teori semiotika sebelumnya dan membawa semiotika secara lebih mendalam (Sobur, 2006).
Eco menganggap tugas ahli semiotika bagaikan menjelajahi hutan, dan ingin memusatkan perhatian pada modifikasi sistem tanda. Eco kemudian mengubah konsep tanda menjadi konsep fungsi tanda.
Eco menyimpulkan bahwa “satu tanda bukanlah entitas semiotik yang dapat ditawar, melainkan suatu tempat pertemuan bagi unsur-unsur independen (yang berasal dari dua sistem berbeda dari dua tingkat yang berbeda yakni ungkapan dan isi, dan bertemu atas dasar hubungan pengkodean”.
Kode adalah seperangkat aturan atau konvensi (kesepakatan) bersama yang di dalamnya tanda-tanda dapat dikombinasikan, sehingga memungkinkan pesan dapat dikomunikasikan dari seseorang kepada yang lain (Eco, 1979).
Eco menggunakan “kode-s” untuk menunjukkan kode yang dipakai sesuai struktur bahasa. Tanpa kode, tanda-tanda suara atau grafis tidak memiliki arti apapun, dan dalam pengertian yang paling radikal tidak berfungsi secara linguistik. Kode-s bisa bersifat “denotatif” (bila suatu pernyataan bisa dipahami secara harfiah), atau “konotatif” (bila tampak kode lain dalam pernyataan yang sama).
Di dalam kehidupan manusia banyak ditemukan penggunaan kode-kode sebagai perwujudan suatu makna tertentu. Salah satunya adalah budaya, budaya dapat dianggap sebagai kumpulan kode yang membentuk tingkah laku manusia, menjadi bermacam tingkatan dan cara, tergantung pada lingkungan.
Asumsi dasar teori ini adalah kode digunakan untuk menentukan seperangkat aturan atau konvensi (kesepakatan), serta perwujudan dari makna tertentu.
Ada 2 arti dari istilah “kode”. Pertama, kode menunjukkan bentuk status yang sistematis, aturan, dan sebagainya. Kedua, kode menyangkut suatu ide rahasia, satu set bentuk, huruf, atau simbol yang mengaburkan arti, dan dapat dipecahkan bila diketahui penyusunan pokok kode tersebut. Jika kedua aspek tersebut dikombinasikan (sistematis dan rahasia), maka kode tersebut kemudian dikenali sebagai kode kultur (culture code), yaitu mengarah dalam budaya yang tidak dikenal tetapi mempunyai struktur jelas dan spesifik.
Pierre Guiraud mengemukakan 3 jenis kode, yaitu kode sosial, kode estetika, dan kode logika. Kode sosial berkaitan dengan hubungan pria-wanita, dan mencakup wilayah identitas dan tingkatan, aturan tingkah laku, mode, dan sebagainya. Kode estetika berkaitan dengan seni dan bagaimana menginterpretasi dan mengevaluasi seni. Sedangkan kode logika mencakup usaha kita untuk membuat sadar akan dunia dan pengetahuan ilmiah, dan sistem komunikasi tanpa bahasa (Berger, 2005). Kode ilmiah (logika) cenderung statis, kode estetika dan sosial terus mengalami perubahan (dinamis). Dalam membahas suatu hasil karya arsitektur, pembacaan kode menggunakan batasan kode teknik, kode sintagmatik, dan kode semantik (Yusita Kusumarini,2006).

LOGIKA DAN ALGORITMA KOMPUTER (SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL)

PERTEMUAN KEDUA SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL  SMKN 1 CARIU Tahun Ajaran 2020/2021 "LOGIKA DAN ALGORITMA KOMPUTER"...