Penulisan
Naskah dalam Program Audio Visual
Penulisan
naskah dalam program audio visual misalnya film, televisi, termasuk video, selaanjutnya
akan menjadi skenario (scenario). Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan
atau ide yang menyangkut penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan
sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa
pakar sinematografi mengemukakan bahwa skenario itu menjadi jiwa dan darah
dalam produksi film atau cerita televisi.
Penulisan
naskah untuk skenario pada dasarnya menggambarkan sekaligus menyuarakan apa yang ingin disampaikan. Urutan
sinopsis-treatmen-skenario merupakan rangkaian
yang baik untuk membuat naskah program audio visual. Baker (1981) mengemukakan juga pentahapan dalam membuat
naskah, yaitu: concept, story board, dan
script.
Setidaknya
ada dua format naskah untuk penulisan naskah TV/video, yaitu double column dan wide margin.
a)
Format
kolom ganda (double column)
Format
ini lazim digunakan untuk menulis naskah informasi, dokumentasi, pendidikan.
Format kolom ganda, lembar kertas dibagi menjadi dua kolom utama, yaitu
kolom visual (kiri) dan kolom audio (kanan). Pada kolom kiri berisi
uraian yang menyangkut visual. Misal gambar harus diambil dengan CU,
kemudian zoom out, atau keterangan lain bagi kru kamera, termasuk siapa
subyeknya, diambil dari mana, beberapa waktu lamanya pengambilan, dll.
Kolom
kanan berisi segala sesuatu yang menyangkut audio yang berupa narasi, dialog
para pelaku atau efek-efek suara lain yang diperlukan. Untuk memudahkan narator
atau juru suara (sound man) maka dalam menulis kolom kanan, semua informasi
yang tidak akan dibaca (disuarakan) ditulis dengan huruf capital. Sedang narasi
atau dialog yang akan dibaca atau disuarakan ditulis dengan huruf kecil.
b)
Format
Wide Margin
Format
ini lebih lazim dipakai dalam cerita film atau sinetron. Dengan format wide
margin tiap adegan (kumpulan dari beberapa shot-scene) diuraikan atau
dijelaskan dengan bahasa visual. Petunjuk dialog diketik dua spasi ditengah,
sedang apa yang akan nampak (visual) dijelaskan dalam bentuk paragraf.
Dialog
biasanya diketik biasa, semua penjelasan untuk cameraman pengambilan gambar,
ditulis dalam huruf kapital. Penjelasan untuk tingkah laku pemain ditulis dalam
tanda kurung dengan huruf kapital pula.
Langkah-langkah penulisan
sebuah program audio visual:
a)
Merumuskan ide
Ide sebuah
cerita yang akan dibuat menjadi program video dan televisi dapat diambil dari
cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan
rekaan atau fiksi. Banyak sekali sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi
untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita
nyata, dan lain-lain. Film JFK merupakan contoh film yang
digali dari peristiwa terbunuhnya salah seorang presiden termuda di Amerika
Serikat. Oliver
Stone, penulis sekaligus sutradara menggunakan banyak sumber
informasi untuk membuat film tersebut sehingga dapat bertutur secara objektif.
b)
Riset
Riset sangat
diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah
program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan
mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber
informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber
yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan
ditulis.
c)
Penulisan outline
Setelah
memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda dapat membuat kerangka
atau outline
dari informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada
umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
d) Penulisan sinopsis
Langkah
selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat mengenai tema
atau pokok materi program yang akan ditulis. Sinopsis dan outline akan
membantu memfokuskan perhatian pada pengembangan ide yang telah dipilih
sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi gambaran
tentang isi program video atau televis yang akan kita buat.
e)
Penulisan treatment
Menulis
naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang meliputi outline,
sinopsis dan treatment. Seorang penulis harus memiliki kreatifitas
dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah.
Treatmen
adalah uraian ringkas secara deskriptif,
bukan tematis, yang dikembangkan dari sinopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan
dari rangkaian suatu peristiwa. Artinya dalam membuat treatment bahasa yang digunakan adalah bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran
mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program
yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan.
Treatment
yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk
menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi
yang jelas tentang lokasi, waktu, pemain, adegan dan property yang akan direkam
ke dalam program video. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau
sequence program audio visual yang akan diproduksi.
f)
Penulisan naskah
Penulisan
sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun
dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tetapi sebaiknya
perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif.
Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh
karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis, penulis harus
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
g)
Review naskah
Draf naskah
yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran substansinya
dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus ditelaah oleh orang yang
mengerti substansi isi program (content expert) dan ahli media (media
specialist).
h)
Finalisasi naskah
Finalisasi
naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan
sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap
masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.
Bentuk
Program
Bentuk program
dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau isi program kepada pemirsa (audience). Bentuk program
yang digunakan untuk menayangkan program video dan televisi sangat beragam
yaitu:
a.
Drama
Inti dari sebuah program video dan televisi bebentuk
drama adalah adanya konflik dari orang – orang yang terlibat (pelaku) di
dalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter
dari orang – orang yang terlibat di dalamnya yang kemudian diikuti dengan
konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan para pelaku tersebut.
Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada
akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya.
b.
Dokumenter
Dokumenter adalah program yang bercerita tentang
suatu peristiwa yang telah berlangsung sebelumnya. Contoh film dokudrama yang
kita kenal adalah Pengkhianatan G-30S PKI yang digarap oleh sutradara Arifin C.
Noer, Pearl Harbour karya Jerry
Bruckheimer dan JFK yang ditulis dan disutradarai
oleh Oliver
Stone. Film tersebut merupakan contoh – contoh film
yang dikemas dengan menggunakan bentuk dokumenter.
c.
Talk show
Program talk show adalah program yang
menampilkan pembicara, biasanya lebih dari satu orang, untuk membahas suatu thema
atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu
oleh seorang moderator. Agar program talk show dapat menarik
perhatian audience
maka pembicara yang terlibat di dalam program harus memiliki latar belakang
yang berlainan, pro dan kontra, terhadap topik yang dibahas.
d.
Demo
Contoh program berbentuk demo adalah program masak
memasak atau membuat kue dan tip otomotif. Program demo biasanya membahas resep
atau cara yang dipraktekan secara procedural - tahap demi tahap. Melalui
program berbentuk demo, pemirsa dapat mempelajari dan menerapkan suatu
keterampilan (skill).
e.
Musikal
Program musikal merupakan program yang menampilkan
acara musik dan tarian sebagai hiburan. Tentunya Anda sering melihat program
musikal yang ditayangkan di stasiun televisi. Banyak kemasan program yang
digunakan oleh produser televisi untuk menayangkan program musikal. MTV program
misalnya selalu menayangkan klip-klip video musik dari penyanyi terkenal untuk
pemirsa kaum muda.
f.
Quiz
Bentuk program lain yaitu quiz.
Saat ini kita dapat melihat banyak sekali program TV yang berbentuk quiz.
Program berbentuk quiz biasanya berisi tantangan yang melibatkan
pesertanya atau bahkan pemirsa untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta yang berhasil
menjawab tantangan akan memperoleh reward (hadiah) sebagai imbalan.
Contoh program berbentuk quiz yang sangat dikenal yaitu Berpacu dalam
melodi yang mengharuskan kontestan atau peserta menebak judul atau
pencipta sebuah lagu berdasarkan penggalan nada yang dimainkan. Sekarang ini
banyak quiz
interaktif yang memeneri kesempatan audience terlibat langsung dengan
program yang ditayangkan.
g.
Features
Features
merupakan program yang berisi segmen-segmen yang dikemas dalam
bentuk penyajian yang bervariasi. Sebuah program berbentuk features
biasanya membahas suatu topik yang menarik dengan menggunakan beberapa bentuk
penyajian atau pendekatan program.
Bentuk Naskah
Bentuk naskah dapat diklasifikasikan berdasarkan
kelengkapan informasi yang terdapat didalamnya yaitu:
·
Kerangka naskah (Rundown
script)
Rundown script adalah naskah
yang berisi hanya garis besar (outline) dari informasi yang akan
disampaikan kepada pemirsa. Sebuah rundown script pada umumnya
memerlukan improvisasi dari presenter atau ahli (expert) yang akan muncul
didalam program.
·
Semi naskah
(Semi script)
Semi
script adalah naskah yang sudah lebih rinci dari pada rundown
script.
·
Naskah penuh
(Full script)
Full script
adalah naskah yang berisi informasi lengkap dan rinci tentang program yamg akan
diproduksi. Dalam sebuah full script terdapat informasi yang rinci tentang
pelaku, adegan, Setting dan property.
Bentuk Fisik Naskah
Berikut ini adalah beberapa bentuk fisik naskah, yaitu
naskah satu kolom dan naskah dua kolom.
1.
Naskah Satu Kolom
Dalam
naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak dipisahkan.
Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk program yang akan
direkam dengan multi kamera televise dan tidak dengan teknik film (satu kamera)
perlu diperhatikan bahwa:
a. Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena progresi perekaman akan terjadi bersamaan
dengan saat penampilan.
b. Pendekatan produksi video (multi kamera) biasanya post produksi
tidak terlalu banyak bekerja. Misalnya, tidak banyak penyuntingan dan unsur
dramatik sudah dilaksanakan pada saat perekaman.
2.
Naskah Dua Kolom
Dalam
naskah dua kolom penulisan deskripsi visual seperti setting, gerakan kamera,
instruksi acting, dan efek visual dituliskan di kolom yang terpisah dari kolom
audio. Jadi, kolom audio khusus untuk menuliskan unsur-unsur audio termasuk
narasi, dialog, sound effect, musik, dan instruksi auditif.
Pada
prinsipnya, dari segi isi, naskah satu kolom dan dua kolom akan menghasilkan
produk yang identik. Namun, dari segi tata letak tampak lebih konvensional.
Walaupun demikian, dalam produksi yang sesungguhnya banyak sutradara lebih
menyukai bentuk satu kolom. Alasannya, bagian kiri naskah yang kosong dapat
digunakan sebagai tempat untuk membubuhkan catatan khusus arahan. Misalnya
kapan harus CUT, atau DISSOLVE dari satu kamera ke kamera lain, tanda atau CUT
gerak kamera atau objek, musik, sound effect, dan catatan sumbernya.