MODUS
PENIPUAN LEWAT HP
Handphone atau biasa disebut HP
sekarang sudah menjadi barang kebutuhan untuk berkomunikasi yang sangat
penting. HP merupakan alat komunikasi jarak jauh yang memiliki banyak kegunaan
untuk berkomunikasi dan menjadi media hiburan bagi sebagian orang.
Disamping memiliki banyak
kegunaan HP juga ternyata dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk kejahatan
yaitu penipuan. Modus penipuan memalui telepon
genggam atau ponsel (HP) saat ini marak terjadi. Korbannya mulai dari kalangan
orang yang masih muda sampai dengan orang dengan usia lanjut. Korban juga dari
kalangan orang dengan taraf ekonomi rendah sampai orang berkantong tebal.
Banyak modus penipuan melalui ponsel dengan menggunakan pesan singkat atau SMS.
Beberapa
modus penipuan lewat SMS antara lain dengan meminta pulsa. Pelaku mengirim SMS
kepada korban dengan meminta pulsa jika dirinya dalam keadaan darurat misal
kena tilang polisi, kecelakaan, atau bahaya yang lain. Modus yang lain dengan
mengirim SMS supaya korban mengirimkan uang ke rekening pelaku, nomor rekening
sudah dicantumkan pada SMS lengkap atas nama nomor rekening entah dapat dari
mana, karena jika kita membuka rekening nama pemilik rekening harus sesuai
dengan KTP.
Modus yang
lain adalah pelaku mengirim SMS kepada korban bahwa nomor ponsel (HP) korban
mendapat hadiah dari operator yang dipakai korban. Masih modus hadiah, pelaku
mengirim SMS ke korban bahwa korban mendapatkan hadiah dari perusahaan
terkenal. Dari modus hadiah tadi korban disuruh menghubungi ke nomor tertentu.
Dari situ korban dipandu untuk mentransfer sejumlah uang.
Dari
beberapa modus di atas, ternyata ada modus baru dalam penipuan dengan
menggunakan ponsel. Modus itu adalah pelaku pura-pura kenal dengan korban dan
memberi tahu jika nomor HP nya ganti dan menyuruh korban untuk menyimpan nomor
baru dan menghapus nomor lama. Kali ini pelaku tidak mengirim SMS, melainkan
langsung menelpon korban.
Sebut saja
Mrs. AS yang menjadi korban. Pada hari Minggu korban mendapat telpon dari
pelaku seorang lelaki yang sok kenal dengan korban. Pelaku mengatakan kalau
nomor HP nya ganti, nomor baru yang digunakan untuk menelpon dan korban disuruh
untuk menyimpannya, sementara nomor yang lama disuruh menghapusnya.
Berikut
ilustrasi percakapan pelaku dan korban pada hari Minggu. “Hallo, Mbak, nomor HP
ku ganti” kata pelaku. Tanpa pikir panjang korban mengatakan menyebut nama
seseorang. “Ini Paijo ya” jawab korban. Paijo bukan nama yang sebenarnya. Lalu
dijawab pelaku “Iya Mbak, aku Paijo, nomor ini disimpan ya, dan nomorku yang
lama tolong dihapus saja”. Akhirnya korban menyimpan nomor baru pelaku dengan
nama di phone book “Paijo”. Untungnya nomor lama masih di HP dan korban lupa
tidak menghapusnya.
Pada hari
berikutnya, yaitu hari Senin sekitar jam istirahat makan siang pelaku menelpon
korban. Nomor HP pelaku yang sudah disimpan korban membuat korban langsung
tidak curiga jika telpon tersebut dari penipu. Korban mengenal nomor HP tadi
dari Paijo salah satu orang yang dikenal korban. Tanpa ada rasa curiga
sedikitpun korban menjawab pertanyaan dari pelaku.
Pelaku
pura-pura dalam keadaan darurat mendapat musibah. “Mbak, aku Paijo, aku dapat
musibah, aku menabrak orang dan sekarang orangnya masuk di rumah sakit di UGD”
kata pelaku dengan nada seolah-olah kejadian yang sebenarnya. “Mbak, aku
dikirimi pulsa 50 ribu untuk nelpon orang tua yang kutabrak” tambah pelaku.
Bahkan situasi dibuat mirip seperti orang yang berada di jalan lengkap dengan
suara percakapan seperti orang yang kecelakaan. Pelaku meminta korban memberi
pulsa. “Mbak, tolong diberi pulsa 100 ribu untuk dua orang polisi ya, jadi 200
ribu”. Terus korban menanyakan untuk apa uang itu. “Untuk apa pulsa 100 ribu
untuk dua orang polisi” tanya korban dengan nada yang panik. “Begini mbak, ada
dua orang polisi di sini, sebenarnya polisi minta uang damai 500 ribu, akan
tetapi mereka berdua malu jika menerima uang tersebut di sini karena banyak
orang” jawab pelaku dengan nada memelas dan meyakinkan kepada korban. “Supaya
mereka tidak malu, maka mereka tidak mau menerima dalam bentuk uang melainkan
pulsa saja 100 ribu untuk dua orang, tolong pulsa dikirim ke nomor ini” tambah
pelaku dengan nada tambah meyakinkan.
Akan tetapi
korban tidak mau menuruti permintaan pelaku. “Banyak banget 200 ribu” jawab
korban menolaknya. Terus pelaku menawar kepada korban mengurangi nominal pulsa.
“Mbak, 50 ribu saja untuk telpon polisi, nanti yang lain biar aku yang urusi”
jawab pelaku agak kecewa karena permintaannya tidak dituruti. Korban masih
menawar lagi. “Untuk telpon saja kok mahal banget, 20 ribu saja ya, ini teman
sekantorku ada yang jual pulsa tapi kalau 50 ribu saldo pulsanya tidak ada”
jawab korban meminta keringanan. Akhirnya korban meminta temannya untuk
mentransfer pulsa kepada pelaku 20 ribu.
Setelah itu
Mrs. AS yang sebagai korban cerita kepada teman-teman sekantor. Mrs. AS lalu
menelpon nomor HP Paijo yang kebetulan lupa tidak dihapusnya. Waktu Paijo
ditelpon, Paijo yang asli mengatakan kalau dia di suatu tempat di Kota Solo
dalam keadaan baik dan tidak mengalami kecelakaan, apa lagi menabrak orang
sampai masuk UGD di rumah sakit. Teman-teman termasuk saya bilang kalau Mrs. AS
kena tipu. Mrs. AS baru sadar kalau dia kena tipu setelah mendengar keterangan
langsung dari Paijo yang asli. Dia menceritakan kalau dia pada hari sebelumnya
mendapat telepon dari seseorang yang ganti nomor HP.
Dari kasus
penipuan di atas, dapat diketahui cara mencegah terjadinya penipuan diantaranya
sebagai berikut:
1.
Jangan sebut nama seseorang.
Jika ada orang yang tak dikenal menelpon Anda dan memberi
tahu kalau orang tersebut ganti nomor, maka jangan langsung menyebut nama orang
yang Anda kenal. Pelaku pasti mengatakan “ya” dan nama orang yang Anda sebutkan
tadi pasti disimpan pelaku. Hari berikutnya menelpon pelaku langsung menyebut
nama orang yang Anda sebut tadi. Dalam kasus di atas “Paijo”. Ajukan beberapa
pertanyaan seperti nama, alamat, dan keterangan lain. Pasti pelaku akan
kebingungan menjawab. Jika pelaku menyebut nama seseorang yang kebetulan Anda
kenal, ajukan pertanyaan lagi. Tanya alamatnya di mana dan apa pekerjaannya.
Pasti ada jawaban dari pelaku yang salah. Dari situ Anda dapa menyimpulkan
bahwa ini adalah penipuan.
2.
Nomor HP lokal
Pelaku mencari target nomor HP korban yang satu daerah
asal nomor (Home area). Perlu Anda ketahui, setiap operator selular mempunyai
kode area setelah prefix number (4 digit nomor kode operator). Misal untuk
operator Telkomsel Simpati dengan prefix 0813 maka untuk kode area Jawa
Tengah dan DIY 27, 28, 29, 91, 92, 93. Jadi 6 digit angka menjadi 081327xxxxxx,
081328xxxxxx, 081391xxxxxx, dan seterusnya. Bigitu juga dengan operator yang
lain digit ke 5 dan 6 atau sampai 7 merupakan kode area. Untuk Telkomsel area
Sumatra Bagian Selatan setelah prefix 0813 atau 0852 adalah 67 sampai
78. Untuk operator Indosat Mentari area Jateng dan DIY setelah prefix 0815
atau 0816 adalah 65 sampai 75. Untuk operator XL setelah prefix 0819
area Sumatra Selatan dan Bangka Belitung adalah 18, 49, 95, 96, 97, 98. Itu
adalah beberapa contoh kode area operator selular. Antara operator satu dengan
yang lainnya mempunyai kode area yang berbeda. Pelaku juga merupakan orang
lokal, ini dilakukan supaya korban lebih cepat mengenal nama orang yang dikenal
korban, dalam kasus di atas “Paijo” dan tidak curiga.
3.
Pelaku meyakinkan korban
Apa yang dikatakan pelaku pada hari pertama dan kedua menelpon
sangat meyakinkan korban dan membuat korban tidak curiga.
4.
Pelaku mencari waktu yang tepat untuk menelpon
korban.
Pada saat hari kedua pelaku menelpon korban waktu jam
makan siang. Ini sangat tepat karena pada jam seperti itu orang yang bekerja
sedang istirahat, jadi ada waktu luang untuk mendapatkan pulsa. Jika waktu yang
untuk menelpon pada jam sibuk, maka kecil kemungkinan dilayani oleh korban
karena sibuk dengan pekerjaannya. Pada hari ketiga yaitu hari Selasa, pelaku
masih menelpon korban berkali-kali pada saat jam istirahat juga akan tetapi
tidak dihiraukan oleh korban.
5.
Pelaku menggunakan kartu yang satu operator dengan korban
Ini dilakukan oleh pelaku supaya lebih menghemat pulsa.
Jika berlainan operator maka pulsa pelaku akan cepat habis. Pelaku menggunakan
kartu yang sudah dibuat paket menelpon, misal jika menggunakan operator
Telkomsel ada paket Talkmania pada Simpati, untuk Indosat Mentari ada paket
obrol, untuk XL dengan paket 1000 telpon dapat 200 menit, dan lain-lain.
Beberapa operator selular di Indonesia menawarkan paket menelpon antara 1000
sampai 3000 untuk dapat menelpon ke sesama operator dari satu jam hingga dua
jam.
6.
Pelaku menggunakan kartu prabayar
Meskipun kartu prabayar harus diregistrasi, namun
kenyataanya dapat diregistrasi dengan nama, nomor identitas, dan alamat yang
palsu. Bahkan banyak kartu perdana yang sudah diaktifkan oleh counter,
pembeli tinggal memakai kartu tanpa harus meregistrasi terlebih dahulu.
Sehingga ini dapat dimanfaatkan oleh penipu, jika nomor sudah diketahui maka
penipu akan ganti nomor dengan mudah dan harga yang sangat murah. Kartu pasca
bayar tidak mungkin bisa digunakan untuk menipu karena mudah langsung dapat
dideteksi karena pada saat mendaftar kartu harus menggunakan KTP atau identitas
lain yang masih berlaku.
7.
Nomor HP pelaku tidak bisa dihubungi
Pelaku biasanya menggunakan
aplikasi software khusus untuk menelpon atau SMS. Aplikasi ini hanya
bisa digunakan untuk menelpon atau SMS yang dilakukan oleh pelaku. Beberapa
tipe HP mempunyai fitur dapat menyaring atau memblokir SMS atau telpon yang
masuk. Jika korban ingin menghubungi misal SMS atau menelpon balik maka tidak
bisa. Ini yang dimanfaatkan oleh pelaku dengan mengincar beberapa korban yang
sulit dilacak, kecuali jika korban lapor ke polisi dan nomor HP pelaku aktif,
maka polisi dapat melacak pelaku dengan menggunakan teknologi Global
Positioning System (GPS).
Semoga artikel ini
bermanfaat, agar Anda bisa menghindari penipuan melalui HP dan lebih
berhati-hati lagi.
Sumber :
http://cauchymurtopo.wordpress.com/tag/modus-baru-penipuan-lewat-hp/ (diakses selasa, 09 April 2013)